Home / Daerah

Senin, 8 Desember 2025 - 09:54 WIB

Menggelorakan Warisan Leluhur, Festival Padang Ulanan 2025 Bawa Penonton Menyusuri Semangat Puputan Bayu

Banyuwangi, Mediapers.com – Semangat pelestarian budaya kembali menggema di Pesanggaran. Melalui kolaborasi pelaku seni, lembaga pendidikan, dan masyarakat, Festival Padang Ulanan 2025 hadir sebagai ruang bersama untuk merawat identitas Banyuwangi sekaligus menghadirkan pengalaman budaya yang hidup, edukatif, dan menginspirasi. Ajang tahunan ini menjadi bukti bahwa seni tradisi terus tumbuh subur ketika masyarakat memberi ruang bagi kreativitas dan sejarah untuk dipertemukan.

Festival Padang Ulanan kembali digelar pada Sabtu, 6 Desember 2025, di SDN 1 Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. Tahun ini, festival seni dan budaya tersebut mengangkat tema “Puputan Bayu”, peristiwa heroik dalam sejarah perjuangan Blambangan melawan VOC Belanda. Melalui tema ini, penyelenggara menghadirkan ruang refleksi historis sekaligus memperkuat kecintaan masyarakat terhadap warisan budaya daerah.

Festival yang melibatkan berbagai pelaku seni Pesanggaran—termasuk Sanggartari Omah Gandrung—menjadi sarana penting untuk melestarikan seni tradisi serta membangun pemahaman generasi muda mengenai nilai perjuangan lokal.

Tujuan Penyelenggaraan

Kegiatan ini digelar dengan sejumlah tujuan strategis, di antaranya:

  • Melestarikan budaya lokal dan memperkuat wawasan masyarakat tentang sejarah perjuangan Banyuwangi.

  • Meningkatkan daya tarik pariwisata berbasis budaya.

  • Menjadi wadah ekspresi bagi para pelaku seni daerah.

  • Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui kegiatan budaya.

  • Menyebarkan kreativitas budaya di lingkup Kecamatan Pesanggaran.

  • Menguatkan ingatan kolektif masyarakat mengenai peristiwa Puputan Bayu.

  • Menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap seni tradisi, khususnya seni tari.

  • Menggali nilai perjuangan dan mengemasnya dalam bentuk seni hiburan.

  • Mempertemukan sanggar, komunitas seni, dan pemangku kepentingan dalam satu ruang budaya.

Baca Juga   HIKMAHBUDHI Denpasar Perkuat Sinergi dengan Bimas Buddha Kemenag dalam Pembinaan Generasi Muda

Rangkaian Acara

Festival berlangsung meriah sejak pra-acara, ditandai dengan berbagai penampilan tari dari sejumlah sanggar seni. Kekayaan budaya Banyuwangi tampak melalui ragam pertunjukan yang disuguhkan. Salah satu yang menarik perhatian adalah Tari Laksmi oleh Sanggartari Omah Gandrung, menampilkan estetika gerak khas Banyuwangi.

Pada acara inti, festival dibuka dengan Tari Gandrung sebagai ikon kesenian Banyuwangi. Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian santunan kepada anak yatim piatu sebagai bentuk kepedulian sosial dari panitia dan masyarakat.

Puncak acara menghadirkan sendratari Puputan Bayu, dramatari yang menggambarkan heroisme rakyat Blambangan menghadapi penjajahan VOC. Pertunjukan ini berhasil membawa penonton menyelami kembali semangat perjuangan masa lalu.

Sajian paling berkesan datang dari Sanggartari Omah Gandrung yang membawakan Tari Jaranan, menggambarkan ledakan kemarahan rakyat Blambangan terhadap ancaman kolonial. Energi gerak dan iringan musik yang kuat menambah suasana heroik dalam penampilan tersebut.

Baca Juga   STABN Sriwijaya ikut Berpartisipasi dalam Penyusunan Rencana Induk dan Peta Jalan Pemajuan IPTEK Kabupaten Tangerang

Hadirin dan Dukungan Instansi

Festival turut dihadiri berbagai unsur pemerintah, lembaga, dan masyarakat, antara lain:
Bupati atau perwakilan Staf Ahli Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kepegawaian bidang SD–SMP beserta Kasi Peningkatan Mutu, Camat Pesanggaran, Kanrawil, Kapolsek, Pos AL, Pos AD, seluruh kepala desa se-Kecamatan Pesanggaran, perwakilan manajemen PT BSI, kepala sekolah dari berbagai jenjang, guru TK/PAUD hingga SMA, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta siswa-siswi pelaku seni.

Sarana Edukasi dan Pelestarian Budaya

Lebih dari sekadar hiburan, Festival Padang Ulanan menjadi media edukasi budaya dan penguatan identitas daerah. Melalui pertunjukan seni yang memadukan nilai historis dan kreativitas, masyarakat diajak memahami makna perjuangan Puputan Bayu sekaligus menjaga keberlangsungan seni Banyuwangi di tengah generasi masa kini.

Guru seni tari, Diana, menuturkan, “Festival Padang Ulanan 2025 menjadi momentum penting bagi masyarakat Pesanggaran untuk merayakan budaya, meneguhkan identitas lokal, serta mengenang kembali perjuangan rakyat Blambangan melalui karya seni yang inspiratif.”
Ia berharap, melalui kolaborasi berbagai pihak, festival ini dapat terus berkembang menjadi tonggak pelestarian budaya Banyuwangi.(dwi/rfn)

Share :

Baca Juga

Daerah

HIKMAHBUDHI Denpasar Perkuat Sinergi dengan Bimas Buddha Kemenag dalam Pembinaan Generasi Muda

Daerah

HIKMAHBUDHI Banyuwangi Tabur Bunga: Menyalakan Semangat Kepahlawanan di Hati Generasi Muda Buddhis

Daerah

Soroti banyaknya jalan rusak dan kurangnya pemerataan pembangunan, pemkab lombok barat tuai kritikan dari HIKMAHBUDHI PC Lombok Barat

Daerah

GEMABUDHI Gelar Aksi Bersih Pantai di Lombok Utara, Menteri Lingkungan Hidup Hadir

Daerah

Ketika Dhamma Bertemu Demokrasi: STAB Kertarajasa Ajak Mahasiswa Memaknai Kewarganegaraan Secara Substantif

Daerah

PC HIKMAHBUDHI Banyuwangi gelar RAKERCAB

Daerah

Aktualisasi Dharma dan Pancasila, HIKMAHBUDHI Lombok Utara Didik Kader Lewat LDK II

Daerah

Lurah Kosambi Barat Serap Aspirasi Warga, tinjau Lingkungan RW 002