Jakarta – Mediapers.com, Semangat kepedulian lingkungan kembali mendapatkan tempat terhormat di ruang spiritualitas Buddhis Indonesia. Melalui kolaborasi para perempuan penggerak, pemerhati ekologi, dan institusi keagamaan, DPP MAHASI menghadirkan sebuah forum yang tidak hanya membahas isu lingkungan, tetapi juga menghidupkan kembali nilai welas asih dan kebijaksanaan Mahayana sebagai fondasi gerakan ekologis masa kini. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa perubahan besar dapat dimulai dari ruang dialog yang inklusif dan penuh kesadaran.
Dewan Pengurus Pusat Majelis Mahayana Indonesia (DPP MAHASI) menggelar Seminar & Exhibition Perempuan & Ekologi Kebijaksanaan pada Sabtu, 6 Desember 2025. Forum perdana ini menghadirkan perempuan dari berbagai sektor untuk membahas isu lingkungan hidup melalui perspektif kebijaksanaan Mahayana. Selain menjadi ruang edukasi, kegiatan ini juga menjadi momentum penting bagi DPP MAHASI dalam mendeklarasikan Etika Lingkungan Hidup Mahayana sebagai bentuk komitmen spiritual dan sosial untuk merawat bumi.
Seminar menghadirkan dua narasumber yang bergerak di bidang lingkungan, yaitu:
Founder Ecofrenli, penerima PBB Award for Women Empowerment, yang mendorong transisi menuju gaya hidup ramah lingkungan di sektor bisnis.
Aktivis Ecoenzyme Indonesia, penggerak pengolahan limbah rumah tangga menjadi produk ramah lingkungan yang mampu mengurangi emisi dan polusi.
Kegiatan ini menarik perhatian beragam peserta, mulai dari generasi muda, mahasiswa, aktivis lingkungan, pemerhati isu ekologi, hingga komunitas pecinta alam. Antusiasme para peserta menunjukkan meningkatnya kesadaran publik akan urgensi isu lingkungan serta pentingnya kolaborasi lintas generasi dan lintas sektor.

Sejumlah tokoh nasional turut hadir memberikan dukungan, antara lain Direktur Urusan Pendidikan Agama Buddha beserta jajaran, Ketua Umum Permabudhi, perwakilan DPRD Kota Tangerang, serta undangan dari berbagai majelis dan organisasi. Kehadiran mereka menegaskan pentingnya sinergi antara institusi keagamaan, pemerintah, dan masyarakat sipil dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Sebagai puncak acara, DPP MAHASI resmi mengumumkan Enam Deklarasi Etika Lingkungan Hidup Mahayana, yang merangkum nilai-nilai welas asih, kebijaksanaan, dan tanggung jawab moral terhadap alam semesta. Deklarasi ini menjadi simbol tekad MAHASI untuk menjadikan ajaran Mahayana relevan dalam menjawab tantangan zaman, terutama krisis lingkungan global yang membutuhkan respons cepat dan bijaksana.

Ketua Pelaksana sekaligus Ketua Bidang Pemberdayaan Wanita MAHASI, Widhia Seni, dalam sambutannya menegaskan bahwa isu lingkungan hidup telah memasuki tahap kritis.
“Isu lingkungan adalah hal yang sangat urgent. Kerusakan alam terjadi semakin cepat, dan ini harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah maupun masyarakat. Kita tidak bisa lagi menunda. Kita harus bergerak, berdaya, dan bersama menjaga bumi,” ujarnya.
Melalui penyelenggaraan seminar perdana ini, DPP MAHASI berharap gerakan ekologis dapat terus berkembang menjadi gerakan spiritual sekaligus sosial yang berkelanjutan. Organisasi ini juga mengajak seluruh umat dan masyarakat luas untuk menjadikan bumi sebagai ruang hidup yang harus dirawat dengan penuh cinta kasih. (ril/dwi/rfn)














